Skip to main content

Penggunaan akhiran ~desu (です)


Mina,, konnichiwa,, 😁

Sudah lama nggak pernah buka blog, sudah 2 tahun lebih. Hihihi :D :D
Pada artikel sebelumnya [klik disini] kita belajar mengenal Bahasa Jepang dan 3 macam huruf Bahasa Jepang . Berikutnya, kita belajar dasar dalam berbahasa Jepang.
Yosh,, mari kita lanjutkan belajar bahasa  Jepang nya.

GANBARIMASUYO !!!

Bagi kalian yang suka dengan anime, musik, Jmovie atau dorama pastinya tidak asing lagi dengan kata atau kalimat Bahsa Jepang. Misalnya saja “ame desu, kanojo wa kawaii desu, ano hito wa sensei ja arimasen, watashi no hon desu, kore wa watashi no kasa dewa arimasen”. Nah, yang kita pelajari sekarang adalah akhiran kata atau kalimat tersebut. Yaitu desu, dewa arimasen dan ja arimasen” nya.

Mina dou desu ka??!
Junbi wa ii..??! Hajimaru yo..!!!

Akhiran desu (です)

desu (です) adalah akhiran untuk menyebutkan kata benda. Akhiran desu tidak memiliki arti dan tidak bisa berdiri sendiri. Namun akhiran desu digunakan untuk penegasan dan menunjukkan Bahasa Jepang yang sopan. Akhiran desu juga menjelaskan waktu sekarang, sedang berlansung dan akan datang.

Kata benda yang menggunakan akhiran desu (~です), menunjukkan bahwa kalimat tersebut bermakna positif (+).
Rumus penggunaannya:
( kata benda/obyek ) + です
( kata benda/obyek ) + desu (です)

Contoh:
がくさいです。
Gakusai desu.
Pelajar/Saya adalah pelajar. (menyatakan bahwa “saya” adalah seorang pelajar)
はな です。
hana desu.
Bunga/ini adalah bunga. (menyatakan bahwa bunganya sangat cantik/indah)
おおきです。
Ooki desu.
Besar/Besar sekali/ini besar. (menyatakanbahwa benda/obyek tersebut sangat besar)
おみやげ です。
Omiyage desu.
Oleh-oleh(sovenir)/ini adalah sovenir. (menyatakan bahwa benda/obyek tersebut adalah oleh-oleh(sovenir) )
たかい です。
Takai desu.
Tinggi/mahal, ini tinggi/mahal, sangat tinggi/mahal. (menyatakan bahwa obyek adalah benda yang tinggi/mahal)
ゆき です。
Yuki desu.
Salju, ini salju, sekarang/sedang turun salju. (menegaskan bahwa obyek adalah salju, atau menegaskan keadaan (cuaca) sekarang/sedang turun salju)

Sedangkan akhiran dewa arimasen (でわありません)/ja arimasen (じゃありません) adalah menunjukkan bahwa kalimat/kata tersebut bermakna negatif (–) atau penolakan.
Rumus penggunaannya:
( kata benda/obyek ) +でわ/じゃ ありません
( kata benda/obyek ) + dewa/ja arimasen

Contoh:
がくさいじゃありません。
Gakusai dewa arimasen.
Bukan mahasiswa/pelajar. (menyatakan bahwa obyek bukanlah seorang mahasiswa)
はな でわありません。
hana desu.
Bukan bunga/ini adalah bukan bunga/ini tidaklah bunga. (menyatakan bahwa obyek/benda yang dimaksudbukan bunga tetapi benda/obyek yang lain)
おおき でわありません。
Ooki dewa arimasen.
Besar/Besar sekali/ini besar. (menyatakanbahwa benda/obyek tersebut tidak besar (kecil))
おみやげ じゃありません。
Omiyage ja arimasen.
Bukanlah oleh-oleh(sovenir). (menyatakan bahwa obyek/benda bukan sebuah oleh-oleh (soveir))
たかい じゃありません。
Takai ja arimasen.
Tidak tinggi/mahal. (menyatakan bahwa obyek adalah benda yang pendek/murah)
ゆき でわありません。
Yuki dewa arimasen.
Buka salju, ini idak salju, sekarang/sedang tidak turun salju. (menegaskan bahwa obyek yang dimaksud bukankah salju, atau menegaskan keadaan (cuaca) sekarang/sedang tidak turun salju)

Catatan khusus:
Akhiran ‘desu secara kasar dapat diartikan dengan kata ‘adalah’
‘Ja arimasen dan dewa arimasen’ artinya sama, yaitu penolakan bermaksa negatf (–)

Akhiran deshita (でした)

Akhiran desu (です) hanya dihunakan untuk waktu sekarang (sedang berlangsung). Untuk menunjukkan waktu lampau atau sudah terjadi menggunakan akhiran deshita (でした). Sama seperti akhiran desu, akhiran deshita juga tidak memiliki arti dan digunakan untuk menegaskan lakimat/kata benda yang lebih sopan.

Akhiran deshita (でした) digunakan untuk akhiran kalimat/kata lampau yang bermakna penyetujuan atau positif (+).
Rumus penggunaannya pun sama, namun akhiran desu(です) diganti dengan deshita(でした).
( kata benda/obyek ) + でした
( kata benda/obyek ) + deshita (でした)

Contoh:
がくさい でした。
Gakusai deshita.
kemaren adalah pelajar/kemaren saya adalah pelajar. (menyatakan bahwa benda/obyek pada waktu lampau adalah seorang pelajar)
はな でした です。
Hana deshita desu.
deshita tidak dapat digunakan untuk nama.
おおき でした かった。
Ooki deshita katta.
deshita tidak dapat dipakai pada ooki (kata sifat)
おみやげ でした。
Omiyage deshita.
Oleh-oleh(sovenir) kemaren/tadi. (menyatakan bahwa benda/obyek tersebut adalah oleh-oleh(sovenir) pada waktu lampau)
たか でした かった。
Taka deshita katta.
deshita tidak dapat dipakai pada takai (kata sifat)
ゆき でした。
Yuki deshita.
Kemaren turun salju. (menegaskan bahwa keadaan (cuaca) kemaren/tadi turun salju)

Catatan penting:
Akhiran deshita tidak dapat digunakan pada nama. Karena nama selalu tetap dan tidak berubah
Akhiran deshita juga tidak bisa digunakan pada sebuah kata sifat

Untuk kalimat negatif lampau (–) menggunakan ja/dewa arimasen kemudian diikuti oleh deshita (でした).
Rumus penggunaannya:
( kata benda/obyek ) + じゃ/でわ ありません+でした
( kata benda/obyek ) + ja/dewa arimasen + deshita

Contoh:
がくさい でわありません でした。
Gakusai dewa arimasen deshita.
kemaren adalah bukan pelajar/kemaren saya adalah bukan pelajar. (menyatakan bahwa benda/obyek pada waktu lampau adalah seorang pelajar)
はな でわありませんでした です。
Hana dewa arimassen deshita desu.
deshita tidak dapat digunakan untuk nama.
おおき じゃありませんでした かった。
Ooki ja arimasen deshita katta.
deshita tidak dapat dipakai pada ooki (kata sifat)
おみやげ じゃありません でした。
Omiyage deshita.
Bukan oleh-oleh(sovenir) kemaren/tadi. (menyatakan bahwa benda/obyek tersebut adalah oleh-oleh(sovenir) pada waktu lampau)
たか でわありませんでした かった。
Taka dewa arimasen deshita katta.
deshita tidak dapat dipakai pada takai (kata sifat)
ゆき でわありません でした。
Yuki dewa arimasen deshita.
Kemaren tidak turun salju. (menegaskan bahwa keadaan (cuaca) kemaren/tadi tida turun salju)

Pada contoh di atas terdapat beberapa yang penggunaannya kurang tepat (kata sifat).  Karena untuk kata sifat [klik disini] penggunaannya berbeda dengan kata benda.

Yuph, doudesu ka???
Apa sekarang kalian sudah mengerti??
Bagaimana kalau kalian coba buat kalimat yang bermakna positif () dan negatif (). Kemudian menuliskannya pada kolom komentar untuk dikoreksi.
Kalian dapat mengambil dari kosa kata [klik disini] atau kosa kata yang sudah kalian ketahui.
Ganbaro ne! 😁

Yosh,,
Kore wa owari desu yo ne,, 😁
Arigatougozaimashita!😁
Ketemu lagi dengan artikel berikutnya [klik disini],, 😁
Jaa mata. 😁

Comments

Popular posts from this blog

Trend Kimono dan Yukata

Trend Pakaian Tradisional Khas Jepang Sobat semua pasti tau "Kimono" dan "Yukata". Saya beri ulasan mengenai trend kinono dan yukata. Tapi sebelumnya apa sobat pernah mendengar tentang  kimono dan yukata?? Yuph,, dua pakaian ini merupakan pakaian tradisional khas asal negara Jepang. Kimono dan yukata memang terlihat mirip, mereka sama-sama terlihat seperti jubah yang menutupi tubuh sampai ujung mata kaki. Namun, banyak yang salah menafsirkan antara kimono dan yukata. Padahal ada banyak jenis kimono yang dikenakan orang Jepang. Dan pada zaman maju sekarang ini, kimono dan yukata sudah banyak mengalami perubahan. Baik secara kegunaan dan bentuknya. Baiklah, akan saya jelaskan sedikit tentang kimono. Kimono merupakan baju atau mantel berlengan panjang yang dipakai atau dikenakan dan berbentuk seperti huruf "T". Kalau sobat mau detail lebih jelas mengenai kimono, sobat bisa liat postingan saya yang kemaren tentang budaya Jepang . Disitu saya juga menj

Budaya Jepang

Apa itu Budaya? "Budaya" nama orang tua perempuan dari salah satu temen saya ketika masih SMA, Ardhaya. Kalau orang tua laki-lakinya namanya "Pakdaya". hahahahahaha,,, (sekedar bercanda) Tentu bukan itu arti sebenarnya dari "Budaya", Definisi Budaya sendiri adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur diantaranya agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya yang turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini terbesar dan meliputi banyak kegiatan manusia. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, ini membuktkan nahwa budaya itu dipelajari. Aneka Budaya Jepang Sekarng sudah kita